Kurikulum 2013 akan diterapkan secara bertahap selama tiga tahun. Pada
tahun 2013/2014, kurikulum itu akan diterapkan di kelas I dan IV sekolah
dasar, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK di seluruh Indonesia.
”Penerapan
kurikulum secara bertahap ini agar penyiapan materi pelajaran dan guru
bisa lebih fokus, tidak memengaruhi materi ujian nasional, serta
mencerminkan kebersamaan karena dilaksanakan serentak di seluruh
Indonesia,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai
upacara peringatan Hari Guru Nasional 2012 di Jakarta, Senin (26/11).
Menurut
Nuh, pada tahun kedua kurikulum 2013 diperluas penerapannya di kelas II
SD, kelas VIII SMP, dan kelas XI SMA. Pada tahun ketiga kurikulum
ditambah dengan kelas yang tersisa.
Untuk penerapan kurikulum
2013, menurut Nuh, Kemdikbud tidak hanya menyiapkan kurikulum yang saat
ini sedang dalam proses uji publik sampai awal Desember. Pada saat
bersamaan, sedang disiapkan pula buku-buku pelajaran serta melatih
guru-guru yang akan menerapkan kurikulum 2013.
Guru kuncinya
Nuh
memahami kekhawatiran sebagian pihak. Walau kurikulum sering berganti
metode pengajaran, guru tidak berubah karena guru tak dilatih terlebih
dahulu. ”Karena itu, untuk penerapan kurikulum 2013, guru dilatih dulu
agar metode pengajarannya berubah. Kurikulum ini mengharuskan guru bisa
mendorong kreativitas dan rasa ingin tahu siswa,” kata Nuh.
Secara
terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) Sulistiyo mengatakan, implementasi perubahan kurikulum sering
kali tidak berjalan mulus karena tidak mengakomodasi pemikiran sederhana
para guru.
”Guru selalu dipandang semata sebagai pelaksana
kurikulum. Padahal, guru pun berhak ikut memikirkan kebijakan yang baik
untuk pendidikan,” ujar Sulistiyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar